Nekat Gelar Voting, AS Bekukan Seluruh Aset Presiden Venezuela

Nekat Gelar Voting, AS Bekukan Seluruh Aset Presiden Venezuela



 Amerika Serikat menyatakan memberlakukan sanksi kepada Presiden Nicolas Maduro lantaran nekat menggelar pemungutan suara buat membentuk Dewan Konstitusi. Namun, Maduro menyatakan tidak mempedulikan keputusan AS dan tetap dalam pendiriannya.

Dilansir dari laman BBC, Selasa (1/8), pemberlakuan sanksi terhadap Venezuela diumumkan oleh Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin. Dia menyatakan membekukan seluruh aset Maduro di AS, dan melarang semua perusahaan negara dan swasta mereka melakukan hubungan dagang dengannya.

BANDARQ - "Pemungutan suara ilegal digelar oleh Maduro kemarin adalah contoh diktator yang tidak menghormati kehendak rakyat Venezuela. Dengan menjatuhkan sanksi terhadap Maduro, AS bersikap tegas sebagai oposisi atas garis politik rezimnya, dan mendukung rakyat Venezuela yang ingin kembali ke negara mereka dalam kondisi demokratis dan menguntungkan," kata Mnuchin.

Penasihat Keamanan Negara AS, HR. McMaster, menyatakan Maduro kini termasuk dalam daftar kepala negara yang diberi sanksi oleh AS. Antara lain Presiden Suriah Basyar al-Assad, Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, dan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe.

Pada 26 Juli lalu, AS sudah menjatuhkan sanksi terhadap 13 pejabat Venezuela supaya Maduro tidak menggelar pemungutan suara. Mereka mendapat sanksi termasuk menteri dalam negeri dan panglima militer.Dewapokerqq.net

Meski demikian, AS belum memberlakukan larangan ekspor minyak Venezuela. Mnuchin juga mendesak 545 anggota terpilih Dewan Konstitusi tidak melanjutkan tugas menyusun undang-undang dasar baru.

Walau diberi sanksi, Maduro yang didukung Rusia, Kuba, Nikaragua, dan Bolivia menyatakan tidak takut dengan sikap AS. Dia balik menyatakan kalau kebijakan AS memperlihatkan betapa putus asanya Presiden Donald Trump.

DOMINO 99 - "Saya mengabaikan dan tidak akan pernah menuruti perintah dari negara lain. Silakan beri saya sanksi semau kalian, tetapi rakyat Venezuela telah memutuskan untuk merdeka dan saya adalah presiden yang mandiri dari bangsa yang merdeka. Memangnya imperialis AS pikir mereka itu siapa? Pemerintah dunia?," kata Maduro.

Dalam pemungutan suara pembentukan Dewan Konstitusi kemarin, Maduro mengklaim tingkat partisipasi rakyat sebesar 41,5 persen. Sedangkan kaum oposisi menyatakan sebaliknya, yakni 88 persen rakyat memilih abstain dan menolak pemilihan.

Jaksa Agung Venezuela yang bergabung dengan pihak oposisi, Luisa Ortega, menyatakan pemilihan itu adalah wujud ambisi diktator Maduro. Aksi unjuk rasa juga masih berlangsung di sejumlah kota besar, termasuk Ibu Kota Caracas. Bahkan, demonstran masih menutup sebagian besar jalan. Mereka bakal menggelar aksi demo besar pada Rabu besok, di mana anggota Dewan Konstitusi akan menggelar rapat.

Sudah 120 orang tewas dalam kerusuhan di Venezuela. Hingga kini kondisi masih tidak menentu. Kelangkaan bahan makanan serta obat-obatan, inflasi, krisis ekonomi, serta meroketnya aksi kejahatan membikin situasi di sana semakin sulit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenal Johannes Marliem, Saksi Kunci Korupsi E-KTP yang Tewas di AS

Mengenal Johannes Marliem, Saksi Kunci Korupsi E-KTP yang Tewas di AS Nama Johannes Marliem mulai mencuat di media massa, ketika kas...