Irak-koalisi AS-ISIS dianggap melakukan kejahatan perang di Mosul
|
Pasukan pemerintah Irak dibantu koalisi Kurdi-Amerika Serikat dan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dikabarkan sama-sama melakukan kejahatan perang. Keduanya dianggap sengaja mencelakai warga sipil demi tercapainya tujuan masing-masing saat memperebutkan Kota Mosul.
BANDARQ - Dilansir dari laman Al Jazeera, Kamis (13/7), laporan lembaga pemantau hak asasi manusia, Amnesty International, menyatakan kedua belah pihak bertempur sama-sama melanggar. Pasukan Irak dan koalisi Kurdi-AS disebut melakukan serangan udara menggunakan roket dengan pemandu berdaya rusak tinggi (IRAM), yang seharusnya ditujukan buat sasaran militer, malah dipakai buat menggempur kawasan perkotaan padat penduduk sipil terjebak peperangan.
"Penggunaan senjata yang tidak sesuai itu, atau kesalahan memperhitungkan perkiraan dampaknya mengakibatkan banyak warga sipil tewas. Hal itu semestinya tidak layak dilakukan dalam sebuah serangan," tulis Amnesty International dalam laporannya.
Sedangkan menurut mereka, ISIS sengaja menggunakan warga sipil sebagai perisai hidup. Mereka mengumpulkan warga sipil di desa-desa dan memerintahkan mereka maju ke zona konflik di sebelah barat Mosul. Ketika posisi ISIS terdesak, para militan mengunci warga sipil di dalam rumah supaya tidak kabur, tetapi mereka kesulitan air, makanan, hingga obat-obatan.
Amnesty International mengakui kalau taktik dijalankan ISIS memang menyulitkan. Namun, mereka juga menyalahkan militer Irak dan koalisi AS yang seperti gelap mata ketika menggelar serangan udara. Irak dan koalisi AS berkelit kalau mereka sudah menebar selebaran supaya warga sipil menghindar dari lokasi target serangan. Hanya saja, karena warga sipil dikunci di rumah, mereka mengatakan selebaran itu sia-sia dan tidak ada pilihan lain. Dewapokerqq.net
Kini juga dikabarkan militer Irak melakukan eksekusi langsung terhadap anggota ISIS yang tertangkap. Caranya adalah para tawanan dilempar ke jurang, kemudian tubuh mereka ditembaki hingga tidak bergerak.
DOMINO 99 - Kepala Badan HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa, Zaid Ra'ad Al Hussein, mendesak pihak-pihak bertikai kini fokus mengurus para pengungsi. Caranya dengan menyediakan kebutuhan dan bimbingan kejiwaan bagi mereka. Menurut dia, siapapun yang melakukan kejahatan perang mesti diadili.
"Lelaki, perempuan, dan anak-anak di Mosul bagai hidup dalam neraka dunia. Mereka harus menghadapi kekejian dan kejahatan di luar batas," kata Zaid.
Sekitar 897 ribu warga Mosul mengungsi akibat perang antara ISIS dan pemerintah Irak. Sebagian besar di antaranya tidak bisa kembali ke rumah karena kediaman mereka hancur lebur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar